Guru Perempuan di Afghanistan Kami Seperti Mayat Berjalan

Seorang guru perempuan di Kabul mengatakan situasi di ibu kota Afghanistan itu drastis berubah sejak tentara Taliban datang dan berkuasa. Kebebasan perempuan memang jadi barang malah saat Taliban berkuasa dulu meski saat ini ini mereka mengklaim akan memberikan hak-hak pada perempuan.
Hak-hak yang disebut akan diberikan dalam payung besar bernama syariah islam.
Wanita 29 tahun itu tengah bersiap untuk menghadiri seminar di sebuah sekolah di Kabul, Minggu lalu saat ada koleganya mengabarkan melalui telepon: "Taliban sudah masuk kabul".
"Saya langsung menangis dan bertanya pada suami, 'Apa yang akan terjadi nanti?'," kata wanita yang tak dipublikasikan namanya ini dengan alasan keamanan kepada CNN.
Guru perempuan ini juga langsung menghubungi saudara perempuan dan kolega-koleganya. Pertanyaan seragam ia lontarkan, bagaimana cara keluar Afghanistan saat ini.
Pada akhirnya ketika jawaban tak ada yang memuaskan, ia memutuskan untuk pergi ke rumah orang tuanya demi keamanan. Dari dalam taksi yang ditumpanginya, ia melihat Kota Kabul penuh dengan kepanikan. Orang-orang seperti bingung menemukan tempat yang aman bagi mereka.
"Saya melihat tentara Taliban, di jalanan mereka seperti baru keluar dari hutan dengan rambut gondrong dan pakaian lusuh," katanya.
"Mereka mengawasi seluruh sudut kota sambil menenteng senjata di bahu," imbuhnya.
Sebelum Taliban menduduki Kabul, guru perempuan ini mengaku bisa pergi kemanapun sendiri. Bekerja dan punya penghasilan sendiri. Hal yang sepertinya mustahil akan didapatkannya di era Taliban saat ini dan nanti.
Pada era Taliban dulu, perempuan dilarang keluar tanpa didampingi wali. Mereka juga dilarang bekerja atau mendapat pendidikan.
Namun hal ini dalam pernyataan juru bicara Taliban terbaru, akan diberikan di mana perempuan akan diberikan hak-haknya. Banyak pihak ragu pada komitmen kelompok ini.
Guru perempuan ini merasa dirinya seperti di penjara saat ini. "Saya tak bisa bebas melakukan apapun, takut Taliban tiba-tiba datang ke rumah dan menembak saya," katanya.
Guru tersebut mengaku tak bisa percaya begitu saja janji manis Taliban. Menurutnya pengalaman rezim Taliban saat berkuasa cukup jadi pelajaran.
"Saya tak bisa percaya begitu saja pada orang-orang yang membunuh begitu banyak orang tak berdosa" ujarnya.
Ia tak menyangka begitu cepatnya Taliban bisa menguasai Afghanistan, terutama Ibu Kota Kabul. Seakan tanpa perlawanan berarti. Apalagi Presiden Afghanistan juga melarikan diri meninggalkan rakyatnya dalam penuh ketidakpastian dan berjuang sendirian.
Yang tersisa kini hanya ketidakpastian dan keputusasaan.
"Saat ini kami seperti seperti mayat yang berjalan," katanya.
(sur/sur)[Gambas:Video CNN]
0 Response to "Guru Perempuan di Afghanistan Kami Seperti Mayat Berjalan"
Post a Comment