Ambrol Nyaris 16 Harga Batu Bara Mau Dibawa Ke Mana Nih

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara acuan global ICE Newcastle ambrol hampir 16% dalam sehari. Harga turun dari US$ 280/ton menjadi US$ 236/ton. Namun secara year to date (ytd), harga si batu legam masih naik 188%.

Kenaikan harga gas alam menjadi faktor utama lonjakan harga batu bara. Saat gas alam semakin mahal, maka insentif untuk berpaling ke sumber energi primer alternatif meningkat. Salah satunya adalah batu bara.

Dalam sepekan terakhir, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, Amerika Serikat) naik 5,19%. Selama sebulan ke belakang kenaikannya mencapai 26,12% dan secarayear-to-datemeroket 126,9%.


Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam adalah EUR 89,4/MWh pada 5 Oktober 2021. Dengan batu bara, harganya hanya EUR 58,06/MWh. Ini membuat batu bara kembali menjadi primadona, bahkan di Eropa yang menjunjung tinggi isu ramah lingkungan.


"Melihat situasi di Eropa, gas alam sudah tidak lagi bisa bersaing dengan batu bara. Akibatnya, penggunaan batu bara semakin meningkat," sebut kajian ELS Analysis, konsultan energi yang berbasis di Swedia, seperti dikutip dari Reuters.

Selain faktor harga gas alam, tingginya permintaan juga mendongkrak harga batu bara. Tidak lama lagi belahan bumi bagian utara (northern hemisphere) akan memasuki musim dingin. Kebutuhan akan pemanas ruangan meningkat. Pemanas ruangan memerlukan listrik, dan listrik itu kini dihasilkan dari batu bara karena harga gas semakin tidak terjangkau.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Secara teknikal, harga batu bara memang berpotensi menurun terlebih dahulu. Reli yang sudah berlangsung lama dan sangat kencang memunculkan risiko profit taking yang besar.

Secara teknikal, adanya potensi penurunan harga batu bara juga terlihat dari indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD). Histogram MACD mulai menunjukkan penurunan.

Menggunakan metode Fibonacci Retracement dengan harga US$ 280/ton yang merupakan level tertingginya alias all time high akan menjadi level resistance, selanjutnya support terdekat berada di level US$ 220/ton.

Selanjutnya apabila nantinya Batu Bara bisa kembali naik ke level tertingginya yakni US$ 280/ton, maka level target selanjutnya yang perlu diuji jika menggunakan Fibonacci Extention di level 23,6% maka adalah di area US$ 308/ton.

Secara fundamental faktor pasokan dan stok memainkan peranan penting. Stok di China dan India terus menurun di tengah produksi yang terbatas.

Selagi harga gas alam dan minyak masih lanjut menguat, peluang berlanjutnya uptrend harga batu bara masih terbuka dan tidak menutup kemungkinan kembali ke US$ 280/ton atau bahkan tembus US$ 300/ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(trp/trp)

0 Response to "Ambrol Nyaris 16 Harga Batu Bara Mau Dibawa Ke Mana Nih"

Post a Comment